SOKO

 Keterangan gambar: Rumah Godang Tontoruang


SUSUNAN PEMIMPIN NAGARI TONTORUANG

I. Datuk Rangkayo Basa
Datuk Rangkayo Basa adalah pemimpin anak kemenakan diseluruh negeri Tarung-tarung. Silang sengketa didalam nagari tidak terselesaikan oleh pemimpin kaum, akan dibawa dan dibicarakan serta diputuskan dalam sidang nagari yang dipimpin oleh Datuk Rangkayo Basa.
II. Datuk Si Majo Lelo
Datuk Simajolelo adalah gelar datuk yang diberikan oleh Datuk Rangkayo Basa, karena telah/mau mempersunting puteri dari kelurga Datuk Rangkaya Basa. (Akan dijelaskan dalam tulisan tersendiri).
III. Datuk Sumurajo
Pemimpin kaum dari suku pungkut.
Fungsinya dalam nagari adalah sebagai berikut:
Nan gadang basa batuah
Nan diambak gadang dianjuang tinggi
Nan tinggi Nampak jauah
Nan gadang jolong basuo
Mambalah maampalau
Mamapek mandatakan
Mamaciek naraco adie
Mamagang bunka nan piawai.
IV. Imam
Gelar dipangku didalam negeri, untuk penyelenggaraan sholat dan kegiatan ibadah lainnnya di dalam negeri. Imam dan Kotik adalah jabatan dalam nagari Tarung-tarung, namun karena banyaknya kampong-kampung didalam nagari, sehingga disetiap mesjid ada ditetapkan masing-masing imam dan kotik. Imam adalah yang pemimpin kaum dari suku mandailing.
V. Kotik
Sama dengan Imam yaitu gelar yang diberikan yang bertugas dalam rangka penyelenggaraan sholat dan kegiatan ibadah lainnya di dalam nagari . Kotik adalah pemimpin kaum dari suku Ampu
Fungsinyo :
Suluh bendang dalam nagari
Palito nan tak namuah padam
Duduaknyo bacamin kitab
Tagak nan rintang jo pituah.
VI. Bandaro
Bandaro adalah gelar yang dibeeikan bagi kaum Ampu. Bertugas dalam bidang perbendaharaan nagari, mendata seluruh kekayaan nagari.
VII. Sutan Kolobihan
Berfungsi sebagai penerima tamu dalam acara rumah godang
Pemimpin kaum dari suku pungkut
VIII. Tun Alam.
Pemimpin suku pungkut
IX. Mogek Langik/Sutan Mudo
Mengatur/ pemimpin kaum dari suku pungkut
X. Majo Tuah
Pemimpin kaum dari suku Melayu
XI. Jolobih
Pemimpin kaum dari suku Pungkut
XII. Gindolelo
Pemimpin kaum dari suku Pungkut
Fungsinya :
Nan cadiak biopari
Tau diereng jo gendeng
Tau dicakah jo kaik
Pandai manarah manalakang
Pandai marapek dalam aie
Mambuhue indah mambuku
Mauleh indah mangasan.
XIII. Dubalang
Penjaga/pengaman nagari dan bertugas juga untuk mengundang/memanggil orang/kaum untuk rapat di rumah godang.
Fungsinyo :
Parik paga dalam nagari
Punco baliung tangah koto
Tau diribuik kamandingin
Tau didahan kamaimpok
Satahun parang kausai
Lah kalah mangnyo
Bapantang sawah dirampakan urang
Bapantang banda aie diruntuhkan urang
Kok cupak dituka urang manggaleh
Jalan dianjak urang lalu
Bakaokan tapo dengan gayuang
Bakaokan tumpu jo taralak
Kok indak talok tapo jo gayuang
ataupun tumpu jo taralak
Dikanalah tuah Niniek Mamak
Satapak bapantang suruik
Salangkah pantang kumbali.


 Keterangan gambar: Koto dengan rumah tuo Suku Ampu



SUKU AMPU

Di daerah Sumatera Barat atau Minangkabau, penduduk negeri (nagari) pada umumnya bersuku-suku. Suku-suku ini adalah merupakan kelompok dalam lingkungan keluarga yang se keturunan dari satu induk atau ibu yang dalam bahasa minang  disebut “dalam suku babuah paruik”.
Begitu juga di Nagari Tarung-tarung Rao, terdapat suku-suku yaitu
1.Suku Caniago
2.Suku Pungkuik
3.Suku Mandailing
4.Suku Ampu.
Kami disini tidak menjelaskan suku-suku yang lain, hanya menguraikan tentang Suku Ampu.

Menurut cerita turun temurun yang disampaikan nenek-nenek kami, bahwa Suku Ampu ini dulunya adalah dari Kasta Brahma, yaitu suatu kasta yang tertinggi menurut strata sosial dalam faham agama hindu.. Kasta Brahma ini kemudian di kenali di Rao dahulunya dengan sebutan Suku Ompu. Suku Ompu ini terkenal dengan rahib-rahibnya yang sangat ampuh dengan mantera-mantera dalam bidang keagamaan dan juga mantera-manteranya dalam pengobatan,  juga sangat kuat berusaha terutama dalam meneruka/membuka hutan untuk di jadikan sawah ataupun tobek dan salah satu tobeknya di keringkan air nya, yang di jadikannya tempat ternak kerbau yang begitu banyak hingga ratusan ekor.
Setelah masuknya agama Islam di nagari ini, orang Suku Ampu yang paling terdepan memeluk agama Islam dan Ia nya tidak mau bercampur baur dengan penduduk di nagari dan sering menyendiri untuk memperdalam keilmuannya (Hal ini dapat di buktikan dengan adanya satu Jirek/makam/kuburan di tengah sawah dengan sebutan Jirek Bonjo). Datuak/pemuka-pemuka masyarakat di nagari sangat menaruh hormat kepada kaum ini dan selalu berusaha dan menghimbau agar masuk dalam komunitas nagari di nagari Tarung-tarung ini. Karena senantiasa di himbau oleh pemuka-pemuka adat di nagari Tarung-tarung, maka diterimalah ia di nagari ini dengan di beri kedudukan sama dengan penghulu, dan sangat hormatnya Datuak terhadap kaum/suku ini, maka Suku Ampu sekaligus di beri dua buah soko yaitu:
Soko Kotik, dan
Soko Bandaro.

Nama-nama Kotik yang penulis ketahui yaitu:
1.Mamak Baharuddin
2.Mamak Lieh (Ilyas)
3.Ruslan (Kotik saat ini)

Nama-nama Bandaro yang penulis ketahui yaitu:
1.Syafri
2.Erri (Bandaro saat ini).