Tiba-tiba ada ucapan salam. “Boleh saya masuk?” lelaki itu bertanya. Namun Fatimah tidak mengizinkannya masuk ruangan. “Maaf, ayah saya sedang sakit, “kata Fatimah. Ia berbalik kembali dan menutup pintu.
Nabi Muhammad saw. membuka matanya dan bertanya, “Siapa dia, putriku?”
“Aku tidak tahu ayah. Ini pertama kali aku melihatnya,” kata Fatimah lembut.
“Ketahuilah putriku, dia adalah orang yang menghapuskan kenikmatan sementara! Dialah yang menceraikan persahabatan di dunia. Dialah sang Malaikat Maut,” kata Rasulullah saw.
Fatimah menahan genangan air matanya.
Malaikat maut datang kepada-Nya, tetapi Rasulullah saw. bertanya mengapa Jibril tidak datang bersamanya.
Kemudian Rasulullah saw. menatap putrinya dengan pandangan nanar, seolah-olah ia tak ingin kehilangan setiap bagian dari wajah putrinya.
Kemudian, Jibril dipanggil. Jibril sebenarnya telah siap dia langit untuk menyambut ruh Rasulullah sang pemimpin Bumi.
“Wahai Jibril, jelaskan kepadaku tentang hak-hakku di hadapan Allah!”, Rasulullah saw. meminta dengan suara yang sangat lemah.
“Pintu-pintu langit telah dibuka. Para malaikat sedang menunggu ruh Anda. Semua pintu Surga terbuka luas menunggu Anda” kata Jibril.
Namun, kenyataannya, jawaban itu tidak membuat Rasulullah saw. lega.
Matanya masih penuh kekhawatiran.
“Anda tidak senang mendengar kabar ini?” tanya Jibril.
“Ceritakan tentang nasib umatku di masa depan?” kata Rasulullah saw.
“Jangan khawatir, wahai Rasulullah, saya mendengar Allah berkata:” Aku haramkan Surga untuk semua orang, sebelum umat Muhammad memasukinya, ” kata Jibril.
Waktu bagi malaikat Izrail melakukan pekerjaannya semakin dekat dan dekat.
Perlahan-lahan, ruh Rasulullah saw. dicabut.
Tampak tubuh Rasulullah saw. bermandikan peluh, saraf lehernya menegang.
“Jibril, betapa sakit ini!” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam sallalahu mengerang dengan perlahan.
Fatimah memejamkan mata, Ali yang duduk di sampingnya tertunduk dalam dan Jibril pun memalingkan mukanya.
“Apakah aku sedemikian menjijikkan sehingga engkau memalingkan muka wahai Jibril?” Rasulullah saw. bertanya.
“Siapa yang bisa tahan melihat Kekasih Allah di ambang sakaratul mautnya?” kata Jibril.
“Bukan untuk berlama-lama,” kemudian Rasulullah saw. mengerang karena sakit yang tak tertahankan.
“Ya Allah betapa besar Sakaratul maut ini. Berikan kepadaku semua rasa sakit, tapi jangan untuk Umatku.”
Tubuh Rasulullah saw. mendingin, kaki dan dadanya tidak bergerak lagi.
Dengan berlinang air mata, bibirnya bergetar seakan ingin mengatakan sesuatu.
Ali mendekatkan telinganya ke Rasulullah saw., “Jagalah shalat dan jagalah orang-orang lemah di antara kamu.”
Di luar ruangan, ada tangisan, ada kegaduhan. Para sahabat saling berpelukan. Fatimah menutup wajahnya dengan kedua tangan.
Sekali lagi, Ali mendekatkan telinganya ke Rasulullah saw. dan dengan mulut yang telah membiru serta air mata berlinang, Rasulullah berucap lirih: “Ummatii , Ummatii, Ummatii…” “Umatku, umatku, umatku…“
Dari blog Alhabib.
Senin, 14 Februari 2011
BUTA CINTA : Sesat Di Dunia, Merana Di Akhirat
BUTA CINTA : Sesat Di Dunia, Merana Di Akhirat
Oleh : Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhani
Di Sebuah Taman Kota Metropolitan......
Para pekerja yang sibuk membersihkan kawasan taman rekreasi gempar. Raungan bunyi ambulan begitu mengejutkan ketika pagi yang masih terlalu awal ini. Kelihatan beberapa petugas kesehatan begitu sibuk memberi pertolongan kepada sepasang muda-mudi yang terperangkap di dalam sebuah Rel Kereta API di Kota tersebut. Naas bagi pasangan merpati dua sejoli itu, malaikat maut telah mencabut nyawa mereka dalam keadaan yang sungguh tragis dan memilukan.
Apa yang terjadi sebenarnya? Ternyata sepasang muda-mudi itu nekad membunuh diri dengan menutup Jalan Kereta API,pada saat itu mereka mengikat diri di rel tersebut. Akibatnya mereka mati dalam keadaan berpelukan dan saling berciuman dengan kondisi tubuh hancur di lindas Kereta api, sehingga begitu sukar pihak bertanggung jawab memisahkan antara dua jasad tersebut. Begitu ‘mengharukan’!. Didalam rel kereta tersebut ditemui selembar kertas yang telah mereka tanda tangani. Antara isi kandungannya; tolong jangan pisahkan mayat kami dan terus dikebumikan untuk membuktikan cinta abadi kami sehidup semati. Dan di bagian akhir surat tersebut tercatat bahwa mereka melakukan ini demi menyelamatkan cinta ‘sejati’ yang ‘suci’ ini karena orang tua mereka tidak merestui hubungan cinta mereka. Astaghfirullah…!
Di sebuah rumah di Jazirah Arab 1400 tahun yang lampau…
Abdullah bin Abu Bakar RA baru saja melangsungkan pernikahan dengan Atikah binti Zaid, seorang wanita cantik rupawan dan berbudi luhur. Dia seorang wanita berakhlak mulia, berfikiran cemerlang dan berkedudukan tinggi. Sudah tentu Abdullah amat mencintai istri yang sangat sempurna menurut pandangan manusia.
Pada suatu hari, ayahnya Abu Bakar RA lewat di rumah Abdullah untuk pergi bersama-sama untuk sholat berjamaah di masjid. Namun apabila beliau mendapati anaknya sedang bermesraan dengan Atikah dengan lembut dan romantis sekali, beliau membatalkan niatnya dan meneruskan perjalanan ke masjid.
Setelah selesai menunaikan sholat Abu Bakar RA sekali lagi melalui jalan di rumah anaknya. Alangkah kesalnya Abu Bakar RA apabila beliau mendapati anaknya masih bersenda gurau dengan istrinya sebagaimana sebelum beliau menunaikan sholat di masjid. Kemudian Abu Bakar RA segera memanggil Abdullah, seterusnya bertanya : " Wahai Abdullah, adakah kamu sholat berjemaah? " Tanpa berhujjah panjang Abu Bakar berkata : "Wahai Abdullah, Atikah telah melalaikan kamu dari kehidupan dan pandangan hidup malah dia juga telah melupakan kamu dari sholat fardhu, ceraikanlah dia!" Demikianlah perintah Abu Bakar kepada Abdullah. Suatu perintah ketika Abu bakar mendapati anaknya melalaikan hak Allah. Ketika beliau mendapati Abdullah mulai sibuk dengan istrinya yang cantik. Ketika beliau melihat Abdullah terpesona keindahan dunia sehingga menyebabkan semangat juangnya semakin luntur.
Lalu bagaimana tanggapan Abdullah? Tanpa membuat dalih apatah lagi mencoba membunuh diri, Abdullah terus mengikuti perintah ayahandanya dan menceraikan istri yang cantik dan amat dicintainya. Subhanallah!!!
Dari dua petikan kisah di atas, marilah kita sama-sama bertafakkur tentang hakikat dan bagaimana cinta sejati, tulus dan suci itu sebenarnya. Sesungguhnya perjalanan hidup manusia akan sentiasa dipenuhi dengan warna-warna cinta. Bahkan kita dapat ungkapkan bahwa kehadiran manusia di muka bumi ini disebabkan Allah SWT meletakkan sebuah perasaan di dalam jiwa manusia, dan dia adalah cinta.
Membicarakan tentang cinta ibarat menguras air lautan dalam yang kaya dengan pelbagai khazanah alam. Tak kan pernah habis dan kita akan sentiasa menemui berjuta macam benda. Dari sekecil-kecil ikan hingga ikan paus yang terbesar. Dari kerang sampai mutiara malah jika diizinkan Allah, kita mungkin menemui bangkai kapal dan bangkai manusia!!!
Usia sejarah cinta seumur dengan sejarah manusia itu sendiri. Jika di suatu tempat ada 1000 manusia maka di situ ada 1000 kisah cinta. Dan jika di muka bumi ini ada lebih 5 million manusia, maka sejumlah itu pulalah kisah cinta akan hadir.
Walau berapa banyak pun nuansa cinta yang menjelma menjadi sebuah syair, drama, film,Sinetron, lagu dan berbagai bentuk hasil seni lain, namun pada hakikatnya cinta itu hanya ada dua buah versi saja. Versi cinta nafsu (syahwat) dan cinta Rabbani.
Yang menjadi persoalan sekarang adalah mampukah kita membedakan yang mana cinta syahwat dan mana cinta Rabbani? Derasnya arus ghazwul fikr (serangan pemikiran) dalam kesenian terutamanya, telah mampu membungkus cinta syahwat sehingga ia tampil sebagai cinta "suci" yang mesti diperjuangkan, dimenangkan dan diraih seterusnya untuk dinikmati.
Manusia seakan lupa pada sejarah. Lupa pada kisah-kisah tragis yang berakhir di hujung pisau atau dalam segelas racun. Mereka semua rela diseret dan dijeremuskan ke dalam lubang ‘neraka’ hanya untuk mengejar salah satu rasa dari sekian banyak rasa yang ada disudut hati manusia, itulah cinta.
Cinta memiliki kekuatan luar biasa. Dan kekuatan cinta (the power of love) mampu menjadikan manusia pribadi yang sangat nekad atau sangat taat. Nekad dalam konteks sangat berani dalam melanggar peraturan-peraturan Allah seperti berkhalwat (berdua-duaan dengan bukan mahram), berkasih-kasihan lelaki dan perempuan, berpegangan tangan, mempertontonkan adegan birahi percuma di khalayak ramai apatah lagi dalam sembunyi. Atau jika cinta tak mendapat restu dari orang tua, pasangan akan nekad, terus lari dari rumah atau berzina (na’udzubillah min dzalik). Dan tidak sedikit pula yang begitu nekad sanggup melakukan perbuatan yang dilaknat Allah yaitu membunuh diri demi cinta.
Pribadi-pribadi nekad seperti ini menjadikan cinta sebagai tujuan bukan sebagai sarana mencapai tujuan. Oleh itu tidaklah mengherankan jika kita banyak menemui berbagai perilaku aneh para pencari cinta yang tak masuk akal. Sebab apa yang mereka tuju adalah suatu yang abstrak, tidak jelas dan bukan perkara yang pokok. Mereka sibuk mencari dan mengartikan makna cinta sementara lalai terhadap Dzat yang menganugerahkan cinta. Dzat yang menumbuh suburkan rasa cinta. Dzat yang memberikan kekuatan cinta. Dzat yang paling layak dicintai, kerana Dia juga Empunya nikmat cinta. Allah Rabbul ‘Alamin.
Kisah tragis di awal tulisan ini memberikan gambaran jelas sikap manusia yang rela mengorbankan diri demi sepotong cinta. Muda-mudi yang nekad bunuh diri dengan berbagai cara ini pada dasarnya belum mengenali hakikat cinta. Cinta yang mereka kenal selama ini adalah cinta yang ditunggangi oleh nafsu syahwat. Dan joki penunggangnya adalah syaitan laknatulllah. Pada momen ini syaitan berteriak keriangan sambil mengibar-ngibarkan bendera kemenangan kerana berhasil menjerumuskan anak cucu Nabi Adam dalam neraka jahannam dengan dalih cinta yang begitu murah nilainya.
Cinta memang tak kenal warna. Cinta tak kenal baik-buruk. Cinta tak kenal rupa dan pertalian darah. Memang begitulah adanya. Kerana yang mampu mengenal warna dan baik-buruk adalah pelaku-pelaku cinta yang menggunakan akal fikirannya.
Sebaliknya cinta juga mampu melahirkan pribadi-pribadi yang mengagumkan. Pribadi yang tak takut kehilangan suatu apa pun walau ia amat cinta pada sesuatu. Namun kerena cinta yang hadir dipenuhi dengan nuansa keimanan, maka mereka rela mengorbankan apa saja yang mereka amat cintai demi memperolehi keridhaan Dzat Pemberi cinta. Jiwa mereka tidak gundah gulana hanya kerena kehilangan cinta duniawi karena Allah sebagai Dzat pemberi ketenteraman Pribadi-pribadi taat ini amat menyadari bahawa cinta hanyalah sebagai sarana mencapai tujuan. Mereka yakin kenikmatan cinta tak ada artinya tanpa ada restu Allah sebagai Pemberi cinta. Maka yang mereka cari adalah ridha dan cinta kasih Allah, bukan cinta yang bersifat sementara.
Kisah Abdullah putera Abu Bakar RA menjadi contoh kematangan pemuda yang mengenal arti cinta. Bayangkan!! Dia memiliki isteri yang amat cantik, berakhlak mulia, berkedudukan tinggi dan berharta. Namun apabila ayahandanya memerintahkan untuk menceraikan isterinya, dengan alasan isterinya telah melalaikan Abdullah dalam menunaikan hak Allah seterusnya akan membuat Abdullah lalai dari berjihad di jalan Allah. Maka apa reaksi Abdullah? Tidak!! Abdullah tidak marah langsung pada ayahnya. Atau berusaha mengambil pedang dan ingin memenggal kepala si ayah yang berusaha memisahkan jalinan cinta yang memang sudah sah itu. Sekali lagi tidak!! Pemuda yang bernama Abdullah melihat perintah itu dengan kacamata cinta yang diberikan Allah. Ia rela menceraikan isteri yang dicintainya demi mempererat hubungan cinta dengan Allah. Subhanallah… Masih adakah pemuda-pemuda seperti peribadi Abdullah di zaman globalisasi kini?
Begitulah cinta. Ia mampu melambungkan manusia pada derajat kemuliaan yang tak terhingga. Manakala frekuensi atau gelombang cintanya juga sudah selaras dengan frekuensi atau gelombang cinta yang Allah kehendaki. Semuanya akan senada seirama. Tak ada dengung sumbang, tak ada nada ternoda. Demikian indah dan asli irama cinta sejati.Wallahu ‘Alam
(Dari Blog Dudung.Net)
Oleh : Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhani
Di Sebuah Taman Kota Metropolitan......
Para pekerja yang sibuk membersihkan kawasan taman rekreasi gempar. Raungan bunyi ambulan begitu mengejutkan ketika pagi yang masih terlalu awal ini. Kelihatan beberapa petugas kesehatan begitu sibuk memberi pertolongan kepada sepasang muda-mudi yang terperangkap di dalam sebuah Rel Kereta API di Kota tersebut. Naas bagi pasangan merpati dua sejoli itu, malaikat maut telah mencabut nyawa mereka dalam keadaan yang sungguh tragis dan memilukan.
Apa yang terjadi sebenarnya? Ternyata sepasang muda-mudi itu nekad membunuh diri dengan menutup Jalan Kereta API,pada saat itu mereka mengikat diri di rel tersebut. Akibatnya mereka mati dalam keadaan berpelukan dan saling berciuman dengan kondisi tubuh hancur di lindas Kereta api, sehingga begitu sukar pihak bertanggung jawab memisahkan antara dua jasad tersebut. Begitu ‘mengharukan’!. Didalam rel kereta tersebut ditemui selembar kertas yang telah mereka tanda tangani. Antara isi kandungannya; tolong jangan pisahkan mayat kami dan terus dikebumikan untuk membuktikan cinta abadi kami sehidup semati. Dan di bagian akhir surat tersebut tercatat bahwa mereka melakukan ini demi menyelamatkan cinta ‘sejati’ yang ‘suci’ ini karena orang tua mereka tidak merestui hubungan cinta mereka. Astaghfirullah…!
Di sebuah rumah di Jazirah Arab 1400 tahun yang lampau…
Abdullah bin Abu Bakar RA baru saja melangsungkan pernikahan dengan Atikah binti Zaid, seorang wanita cantik rupawan dan berbudi luhur. Dia seorang wanita berakhlak mulia, berfikiran cemerlang dan berkedudukan tinggi. Sudah tentu Abdullah amat mencintai istri yang sangat sempurna menurut pandangan manusia.
Pada suatu hari, ayahnya Abu Bakar RA lewat di rumah Abdullah untuk pergi bersama-sama untuk sholat berjamaah di masjid. Namun apabila beliau mendapati anaknya sedang bermesraan dengan Atikah dengan lembut dan romantis sekali, beliau membatalkan niatnya dan meneruskan perjalanan ke masjid.
Setelah selesai menunaikan sholat Abu Bakar RA sekali lagi melalui jalan di rumah anaknya. Alangkah kesalnya Abu Bakar RA apabila beliau mendapati anaknya masih bersenda gurau dengan istrinya sebagaimana sebelum beliau menunaikan sholat di masjid. Kemudian Abu Bakar RA segera memanggil Abdullah, seterusnya bertanya : " Wahai Abdullah, adakah kamu sholat berjemaah? " Tanpa berhujjah panjang Abu Bakar berkata : "Wahai Abdullah, Atikah telah melalaikan kamu dari kehidupan dan pandangan hidup malah dia juga telah melupakan kamu dari sholat fardhu, ceraikanlah dia!" Demikianlah perintah Abu Bakar kepada Abdullah. Suatu perintah ketika Abu bakar mendapati anaknya melalaikan hak Allah. Ketika beliau mendapati Abdullah mulai sibuk dengan istrinya yang cantik. Ketika beliau melihat Abdullah terpesona keindahan dunia sehingga menyebabkan semangat juangnya semakin luntur.
Lalu bagaimana tanggapan Abdullah? Tanpa membuat dalih apatah lagi mencoba membunuh diri, Abdullah terus mengikuti perintah ayahandanya dan menceraikan istri yang cantik dan amat dicintainya. Subhanallah!!!
Dari dua petikan kisah di atas, marilah kita sama-sama bertafakkur tentang hakikat dan bagaimana cinta sejati, tulus dan suci itu sebenarnya. Sesungguhnya perjalanan hidup manusia akan sentiasa dipenuhi dengan warna-warna cinta. Bahkan kita dapat ungkapkan bahwa kehadiran manusia di muka bumi ini disebabkan Allah SWT meletakkan sebuah perasaan di dalam jiwa manusia, dan dia adalah cinta.
Membicarakan tentang cinta ibarat menguras air lautan dalam yang kaya dengan pelbagai khazanah alam. Tak kan pernah habis dan kita akan sentiasa menemui berjuta macam benda. Dari sekecil-kecil ikan hingga ikan paus yang terbesar. Dari kerang sampai mutiara malah jika diizinkan Allah, kita mungkin menemui bangkai kapal dan bangkai manusia!!!
Usia sejarah cinta seumur dengan sejarah manusia itu sendiri. Jika di suatu tempat ada 1000 manusia maka di situ ada 1000 kisah cinta. Dan jika di muka bumi ini ada lebih 5 million manusia, maka sejumlah itu pulalah kisah cinta akan hadir.
Walau berapa banyak pun nuansa cinta yang menjelma menjadi sebuah syair, drama, film,Sinetron, lagu dan berbagai bentuk hasil seni lain, namun pada hakikatnya cinta itu hanya ada dua buah versi saja. Versi cinta nafsu (syahwat) dan cinta Rabbani.
Yang menjadi persoalan sekarang adalah mampukah kita membedakan yang mana cinta syahwat dan mana cinta Rabbani? Derasnya arus ghazwul fikr (serangan pemikiran) dalam kesenian terutamanya, telah mampu membungkus cinta syahwat sehingga ia tampil sebagai cinta "suci" yang mesti diperjuangkan, dimenangkan dan diraih seterusnya untuk dinikmati.
Manusia seakan lupa pada sejarah. Lupa pada kisah-kisah tragis yang berakhir di hujung pisau atau dalam segelas racun. Mereka semua rela diseret dan dijeremuskan ke dalam lubang ‘neraka’ hanya untuk mengejar salah satu rasa dari sekian banyak rasa yang ada disudut hati manusia, itulah cinta.
Cinta memiliki kekuatan luar biasa. Dan kekuatan cinta (the power of love) mampu menjadikan manusia pribadi yang sangat nekad atau sangat taat. Nekad dalam konteks sangat berani dalam melanggar peraturan-peraturan Allah seperti berkhalwat (berdua-duaan dengan bukan mahram), berkasih-kasihan lelaki dan perempuan, berpegangan tangan, mempertontonkan adegan birahi percuma di khalayak ramai apatah lagi dalam sembunyi. Atau jika cinta tak mendapat restu dari orang tua, pasangan akan nekad, terus lari dari rumah atau berzina (na’udzubillah min dzalik). Dan tidak sedikit pula yang begitu nekad sanggup melakukan perbuatan yang dilaknat Allah yaitu membunuh diri demi cinta.
Pribadi-pribadi nekad seperti ini menjadikan cinta sebagai tujuan bukan sebagai sarana mencapai tujuan. Oleh itu tidaklah mengherankan jika kita banyak menemui berbagai perilaku aneh para pencari cinta yang tak masuk akal. Sebab apa yang mereka tuju adalah suatu yang abstrak, tidak jelas dan bukan perkara yang pokok. Mereka sibuk mencari dan mengartikan makna cinta sementara lalai terhadap Dzat yang menganugerahkan cinta. Dzat yang menumbuh suburkan rasa cinta. Dzat yang memberikan kekuatan cinta. Dzat yang paling layak dicintai, kerana Dia juga Empunya nikmat cinta. Allah Rabbul ‘Alamin.
Kisah tragis di awal tulisan ini memberikan gambaran jelas sikap manusia yang rela mengorbankan diri demi sepotong cinta. Muda-mudi yang nekad bunuh diri dengan berbagai cara ini pada dasarnya belum mengenali hakikat cinta. Cinta yang mereka kenal selama ini adalah cinta yang ditunggangi oleh nafsu syahwat. Dan joki penunggangnya adalah syaitan laknatulllah. Pada momen ini syaitan berteriak keriangan sambil mengibar-ngibarkan bendera kemenangan kerana berhasil menjerumuskan anak cucu Nabi Adam dalam neraka jahannam dengan dalih cinta yang begitu murah nilainya.
Cinta memang tak kenal warna. Cinta tak kenal baik-buruk. Cinta tak kenal rupa dan pertalian darah. Memang begitulah adanya. Kerana yang mampu mengenal warna dan baik-buruk adalah pelaku-pelaku cinta yang menggunakan akal fikirannya.
Sebaliknya cinta juga mampu melahirkan pribadi-pribadi yang mengagumkan. Pribadi yang tak takut kehilangan suatu apa pun walau ia amat cinta pada sesuatu. Namun kerena cinta yang hadir dipenuhi dengan nuansa keimanan, maka mereka rela mengorbankan apa saja yang mereka amat cintai demi memperolehi keridhaan Dzat Pemberi cinta. Jiwa mereka tidak gundah gulana hanya kerena kehilangan cinta duniawi karena Allah sebagai Dzat pemberi ketenteraman Pribadi-pribadi taat ini amat menyadari bahawa cinta hanyalah sebagai sarana mencapai tujuan. Mereka yakin kenikmatan cinta tak ada artinya tanpa ada restu Allah sebagai Pemberi cinta. Maka yang mereka cari adalah ridha dan cinta kasih Allah, bukan cinta yang bersifat sementara.
Kisah Abdullah putera Abu Bakar RA menjadi contoh kematangan pemuda yang mengenal arti cinta. Bayangkan!! Dia memiliki isteri yang amat cantik, berakhlak mulia, berkedudukan tinggi dan berharta. Namun apabila ayahandanya memerintahkan untuk menceraikan isterinya, dengan alasan isterinya telah melalaikan Abdullah dalam menunaikan hak Allah seterusnya akan membuat Abdullah lalai dari berjihad di jalan Allah. Maka apa reaksi Abdullah? Tidak!! Abdullah tidak marah langsung pada ayahnya. Atau berusaha mengambil pedang dan ingin memenggal kepala si ayah yang berusaha memisahkan jalinan cinta yang memang sudah sah itu. Sekali lagi tidak!! Pemuda yang bernama Abdullah melihat perintah itu dengan kacamata cinta yang diberikan Allah. Ia rela menceraikan isteri yang dicintainya demi mempererat hubungan cinta dengan Allah. Subhanallah… Masih adakah pemuda-pemuda seperti peribadi Abdullah di zaman globalisasi kini?
Begitulah cinta. Ia mampu melambungkan manusia pada derajat kemuliaan yang tak terhingga. Manakala frekuensi atau gelombang cintanya juga sudah selaras dengan frekuensi atau gelombang cinta yang Allah kehendaki. Semuanya akan senada seirama. Tak ada dengung sumbang, tak ada nada ternoda. Demikian indah dan asli irama cinta sejati.Wallahu ‘Alam
(Dari Blog Dudung.Net)
Senin, 27 September 2010
Baru di Aspal???
Kalaulah bulieh dikecekan........., ibukota "Negara" nogori Tontoruang itu adalah Koto Godang.
Karono disinun ado "Istana Negara" Rumah Godang Tontoruang yang di pimpin oleh "Kapala Negara alias Presiden" yang di sobuit Datuk Rang Kayo Basa.
Tapi.....sojak jamen dolu-dolunyo........hinggo barulah kinen jalan monuju ka kampuang tosubuit......barulah di aspel.................
Padahal sojak jamen Soeharto dolu, lah di janjiken akan di aspal..........tapi jenji tingga jenji............., kalah Golkar di kampuang tu di buek oleh P3, lah di alieh ke pulo proyek jalen tosobuit ko tompek lain.............ntahlah......ntahlah....
Tapi alhamdulillah............., pas kami barado di kampuang pado tanggal 8 Agustus 2010 yang lalu, karono kami waktu itu sodang mangunjungi umak kami karono akan manyambuit atau mamasuki bulan suci romodhon, pokorjaan pengaspalan jalen itu solosai alhamdulillah.
Dengan solosai nyo jalen itu,..........kampuang jadi borosieh, jikok moangkek hasil panen padi dari sawah............ monjadi mudah.
Minggu, 26 September 2010
Rumah Tuo
Topmpek botoduh adalah rumah. Rumah adolah tompek urang so koum bakumpua. Bagi koum suku ampu, yang Uci Onai kami, rumag nyo tolotak di Koto Godang Tontoruang Rao Kabupaten Pasaman. Kami moncatet hanyo limo gonerasi dari Uci Onai kami, yaitu, Uci Onai, anaknyo Halimah, Anaknyo Syafrida, Anaknyo Maya, anaknyo Gerri.
Tapi rumah tuo suku ampu inilah lamo indo di tompeti oleh kelurganyo karono, anak cucunyo lah monompeti rumah nyo masiang-masiang, ado di simpang ompek, ado arah jalan ko kampuang potani/soriak, ado yang di daerah kobaru.
Sabtu, 18 September 2010
Walimah Pernikahan
Akad nikah merupakan acara kunci dalam pernikahan. Pada intinya akad nikah adalah upacara keagamaan untuk pernikahan antara dua insan manusia. Melalui akad nikah, maka hubungan antara dua insan yang saling bersepakat untuk berumah tangga diresmikan di hadapan manusia dan Tuhan.
Sedangkan tempat nikah, umumnya dilakukan pada tempat-tempat sebagai berikut:
* Dalam ruangan masjid (dengan resiko mempelai wanita tidak diperbolehkan mengikuti prosesi acara ini jika sedang mengalami haid)
* Di rumah mempelai wanita (lebih disukai)
* Di rumah mempelai pria (jika kediaman mempelai wanita dirasa kurang pas)
* Atau di gedung alokasi tempat nikah yang di tata sedemikian rupa untuk keperluan akad nikah tersebut.
Sedangkan rukun nikah menurut agama Islam, ada 5 poin, yakni:
1. Calon mempelai pria
2. Calon mempelai wanita
3. Wali mempelai wanita
4. Saksi, minimal 2 orang
5. Ijab & kabul
Ijab & kabul merupakan ucapan dari orangtua/wali mempelai wanita untuk menikahkan putrinya kepada sang calon mempelai pria. Ijab kabul sebenarnya bukan hanya dikenal dalam upacara akad nikah, tetapi juga dalam jual beli. Yakni ketika si penjual dan pembeli melakukan transaksi dan kesepakatan. Mungkin kata lainnya yang lebih mudah adalah ucapan sepakat antara kedua belah pihak. Orang tua mempelai wanita melepaskan putrinya untuk dinikahi oleh seorang pria. Sedangkan mempelai pria menerima mempelai wanita untuk dinikahi.
Pemilihan bahasa untuk pengucapan ijab & kabul diputuskan oleh sang calon mempelai pria. Di beberapa adat suku Indonesia, penggunaan bahasa Arab dirasakan lebih utama ketimbang bahasa Indonesia. Meskipun pemilihan bahasa sama sekali tidak berpengaruh terhadap keabsahan ijab & kabul akad nikah. Barangkali pemilihan bahasa lebih dipengaruhi oleh budaya dan harga diri.
Ijab Kabul dalam bahasa, yaitu pernyataan ijab kurang lebih sebagai berikut:
Saya nikahkan engkau, xxxx bin yyyy dengan ananda xxxx binti yyyy , dengan mas kawin zzzz dibayar
Pernyataan di atas harus segera dijawab oleh calon mempelai pria, tidak boleh ada jeda waktu yang signifikan (sehingga bisa disela dengan pengucapan kabul oleh pihak selain calon mempelai pria), yaitu:
Saya terima nikahnya xxxx binti yyyy dengan mas kawin tersebut dibayar
Contoh
Nama-nama di bawah ini merupakan contoh yang sengaja dipilih untuk memudahkan pemahaman artikel
* Calon mempelai pria : Sri Marcos Tobing
* Ayah mempelai pria : Widoyo Wido Wiratmo
* Calon mempelai wanita : Arieffy Syafati
* Ayah mempelai wanita : Syafril
Ijab yang diucapkan Bp. Syafril ingin menikahkan putrinya sendiri (tanpa diwakilkan):
Saya nikahkan engkau, Sri Markos Tobing bin Widoyo Wido Wiratmo, dengan putri saya, Arieffy Syafati binti Syafril dengan mas kawin 26 gram dan seperangkat alat sholat dibayar tunai ...
Maka, Sri Markos Tobing harus mengucapkan kabul (menjawab) dengan segera (kalau bisa dalam satu nafas):
Saya terima nikahnya, Arieffy Syafati binti Syafril dengan mas kawin tersebut tunai.
Setelah Sri Markos Tobing mengucapkan kabul, para saksi mengecek apakah pengucapan ijab dan kabul ini tidak diselingi oleh pernyataan lain. Dengan kata lain, ucapan ijab dari wali mempelai wanita dengan kabul dari mempelai pria harus sambung menyambung tanpa putus, tanpa ada jeda. Jika para saksi menganggap ijab dan kabulnya sambung menyambung, maka biasanya mereka menetapkan bahwa akad nikah yang barusan dilakukan adalah sah, dengan mempertimbangkan terpenuhinya persyaratan rukun nikah.
Apabila calon mempelai pria memutuskan untuk menggunakan bahasa Arab untuk ijab & kabul, maka yang perlu diingat adalah lafadz kabul yang harus diucapkan sebagai berikut:
qabiltu nikakhaha wa tazwijaha bil-mahril-madzkur haallan
Acara ini dilaksanakan apabila dalam prosesi akad nikah, mempelai wanita tidak disandingkan dengan mempelai pria. Alias sang mempelai pria ketika melakukan ijab kabul dengan sang ayah mertua, belum dipertemukan dan melihat sang mempelai wanita. Sebagian adat mensyaratkan hal ini dengan berbagai pertimbangan. Sehingga mempelai wanita dipersiapkan sedemikian rupa untuk dilihat oleh suaminya yang sah. Bahkan mempelai pria sama sekali tidak diperbolehkan mengintip mempelai wanita beberapa hari sebelum pernikahannya.ok juga.!
Namun hal di atas tidak berarti bahwa mempelai pria sama saja membeli kucing dalam karung. Hanya pada saat acara akad nikahnya saja, mempelai pria tidak boleh melihat calon istrinya. Meskipun tidak menutup kemungkinan sang calon istri mengintip calon suaminya. Tentu saja sebelumnya kedua calon mempelai harus diperkenalkan terlebih dahulu satu sama lain, sebagaimana yang dianjurkan oleh Rasulullah saw. TETAPI DI ZAMAN SEKARANG INI, SEBAIKNYA SETELAH IJAB KABUL DAN SEBELUM PENGUCAPAN JANJI OLEH MEMPELAI PRIA MAKA SEBAIKNYA MEMPELAI WANITA DIPANGGIL DAN DI DUDUKKAN BERSAMA.
Hal-hal yang penting:
* Calon mempelai wanita tidak harus disandingkan dengan calon mempelai pria ketika mengucapkan ijab kabul.
* Yang paling utama adalah pengucapan ijab oleh Wali (mempelai wanita), yang dijawab dengan kabul oleh calon mempelai pria.
* Alat solat bukanlah mas kawin yang resmi, sebagai simbol pihak mempelai pria meminang mempelai wanita. Merupakan bagian dari budaya Indonesia untuk menunjukkan dan menasihati kepada mempelai wanita untuk taat beribadah.
* Sebaiknya mas kawin memiliki nilai nominal yang cukup signifikan bagi pihak mempelai pria sebagai simbol tanggung jawab menjadi pemimpin keluarga. Misalnya perhiasan emas, uang tunai, dsb, yang sebenarnya sangat bergantung dari permintaan calon mempelai wanita agar rela dinikahi oleh calon mempelai pria.
* Bagi calon mempelai pria yang memiliki keterbatasan ekonomi, mas kawin dapat dihutang atau dicicil. Tidak harus dibayar tunai pada saat itu juga.
(dikutip dari id.wikibooks.org)
Sedangkan tempat nikah, umumnya dilakukan pada tempat-tempat sebagai berikut:
* Dalam ruangan masjid (dengan resiko mempelai wanita tidak diperbolehkan mengikuti prosesi acara ini jika sedang mengalami haid)
* Di rumah mempelai wanita (lebih disukai)
* Di rumah mempelai pria (jika kediaman mempelai wanita dirasa kurang pas)
* Atau di gedung alokasi tempat nikah yang di tata sedemikian rupa untuk keperluan akad nikah tersebut.
Sedangkan rukun nikah menurut agama Islam, ada 5 poin, yakni:
1. Calon mempelai pria
2. Calon mempelai wanita
3. Wali mempelai wanita
4. Saksi, minimal 2 orang
5. Ijab & kabul
Ijab & kabul merupakan ucapan dari orangtua/wali mempelai wanita untuk menikahkan putrinya kepada sang calon mempelai pria. Ijab kabul sebenarnya bukan hanya dikenal dalam upacara akad nikah, tetapi juga dalam jual beli. Yakni ketika si penjual dan pembeli melakukan transaksi dan kesepakatan. Mungkin kata lainnya yang lebih mudah adalah ucapan sepakat antara kedua belah pihak. Orang tua mempelai wanita melepaskan putrinya untuk dinikahi oleh seorang pria. Sedangkan mempelai pria menerima mempelai wanita untuk dinikahi.
Pemilihan bahasa untuk pengucapan ijab & kabul diputuskan oleh sang calon mempelai pria. Di beberapa adat suku Indonesia, penggunaan bahasa Arab dirasakan lebih utama ketimbang bahasa Indonesia. Meskipun pemilihan bahasa sama sekali tidak berpengaruh terhadap keabsahan ijab & kabul akad nikah. Barangkali pemilihan bahasa lebih dipengaruhi oleh budaya dan harga diri.
Ijab Kabul dalam bahasa, yaitu pernyataan ijab kurang lebih sebagai berikut:
Saya nikahkan engkau, xxxx
Pernyataan di atas harus segera dijawab oleh calon mempelai pria, tidak boleh ada jeda waktu yang signifikan (sehingga bisa disela dengan pengucapan kabul oleh pihak selain calon mempelai pria), yaitu:
Saya terima nikahnya xxxx
Contoh
Nama-nama di bawah ini merupakan contoh yang sengaja dipilih untuk memudahkan pemahaman artikel
* Calon mempelai pria : Sri Marcos Tobing
* Ayah mempelai pria : Widoyo Wido Wiratmo
* Calon mempelai wanita : Arieffy Syafati
* Ayah mempelai wanita : Syafril
Ijab yang diucapkan Bp. Syafril ingin menikahkan putrinya sendiri (tanpa diwakilkan):
Saya nikahkan engkau, Sri Markos Tobing bin Widoyo Wido Wiratmo, dengan putri saya, Arieffy Syafati binti Syafril dengan mas kawin 26 gram dan seperangkat alat sholat dibayar tunai ...
Maka, Sri Markos Tobing harus mengucapkan kabul (menjawab) dengan segera (kalau bisa dalam satu nafas):
Saya terima nikahnya, Arieffy Syafati binti Syafril dengan mas kawin tersebut tunai.
Setelah Sri Markos Tobing mengucapkan kabul, para saksi mengecek apakah pengucapan ijab dan kabul ini tidak diselingi oleh pernyataan lain. Dengan kata lain, ucapan ijab dari wali mempelai wanita dengan kabul dari mempelai pria harus sambung menyambung tanpa putus, tanpa ada jeda. Jika para saksi menganggap ijab dan kabulnya sambung menyambung, maka biasanya mereka menetapkan bahwa akad nikah yang barusan dilakukan adalah sah, dengan mempertimbangkan terpenuhinya persyaratan rukun nikah.
Apabila calon mempelai pria memutuskan untuk menggunakan bahasa Arab untuk ijab & kabul, maka yang perlu diingat adalah lafadz kabul yang harus diucapkan sebagai berikut:
qabiltu nikakhaha wa tazwijaha bil-mahril-madzkur haallan
Acara ini dilaksanakan apabila dalam prosesi akad nikah, mempelai wanita tidak disandingkan dengan mempelai pria. Alias sang mempelai pria ketika melakukan ijab kabul dengan sang ayah mertua, belum dipertemukan dan melihat sang mempelai wanita. Sebagian adat mensyaratkan hal ini dengan berbagai pertimbangan. Sehingga mempelai wanita dipersiapkan sedemikian rupa untuk dilihat oleh suaminya yang sah. Bahkan mempelai pria sama sekali tidak diperbolehkan mengintip mempelai wanita beberapa hari sebelum pernikahannya.ok juga.!
Namun hal di atas tidak berarti bahwa mempelai pria sama saja membeli kucing dalam karung. Hanya pada saat acara akad nikahnya saja, mempelai pria tidak boleh melihat calon istrinya. Meskipun tidak menutup kemungkinan sang calon istri mengintip calon suaminya. Tentu saja sebelumnya kedua calon mempelai harus diperkenalkan terlebih dahulu satu sama lain, sebagaimana yang dianjurkan oleh Rasulullah saw. TETAPI DI ZAMAN SEKARANG INI, SEBAIKNYA SETELAH IJAB KABUL DAN SEBELUM PENGUCAPAN JANJI OLEH MEMPELAI PRIA MAKA SEBAIKNYA MEMPELAI WANITA DIPANGGIL DAN DI DUDUKKAN BERSAMA.
Hal-hal yang penting:
* Calon mempelai wanita tidak harus disandingkan dengan calon mempelai pria ketika mengucapkan ijab kabul.
* Yang paling utama adalah pengucapan ijab oleh Wali (mempelai wanita), yang dijawab dengan kabul oleh calon mempelai pria.
* Alat solat bukanlah mas kawin yang resmi, sebagai simbol pihak mempelai pria meminang mempelai wanita. Merupakan bagian dari budaya Indonesia untuk menunjukkan dan menasihati kepada mempelai wanita untuk taat beribadah.
* Sebaiknya mas kawin memiliki nilai nominal yang cukup signifikan bagi pihak mempelai pria sebagai simbol tanggung jawab menjadi pemimpin keluarga. Misalnya perhiasan emas, uang tunai, dsb, yang sebenarnya sangat bergantung dari permintaan calon mempelai wanita agar rela dinikahi oleh calon mempelai pria.
* Bagi calon mempelai pria yang memiliki keterbatasan ekonomi, mas kawin dapat dihutang atau dicicil. Tidak harus dibayar tunai pada saat itu juga.
(dikutip dari id.wikibooks.org)
Selasa, 24 Agustus 2010
Rencana Pernikahan
Untuk kebahagian anak-anak kami, disini ayah download dari blog Sanggar Seni Siti Nurbaya, untuk menjadi pedoman rencana kita.
Koleksi Baru Busana Pengantin Minang
Koleksi Baru Busana Pengantin Minang

Koleksi Baru Busana Pengantin Minang
Koleksi Baru Busana Pengantin Minang


Busana Pengantin Minang dalam Nuansa Kombinasi Warna Hitam dan Emas, memberikan kesan serasi dan elegan, cocok untuk Resepsi di Malam Hari.
Duh.. Cantiknya Pengantin Minang
Pengantin Puteri (Anak Daro) tampil dengan anggun dalam balutan Busana Pengantin Minang naunsa Merah kombinasi Emas, koleksi Sanggar Siti Nurbaya.
Pengantin mengabadikan Hari Bahagia mereka dengan penuh kemesraan.
Duh.. Cantiknya Pengantin Minang
Pengantin Puteri (Anak Daro) tampil dengan anggun dalam balutan Busana Pengantin Minang naunsa Merah kombinasi Emas, koleksi Sanggar Siti Nurbaya.
Pengantin mengabadikan Hari Bahagia mereka dengan penuh kemesraan.
Special Thanks to Mbak Dian dan Mas Susila
Graha Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Minggu, 29 Nopember 2009
Akad Nikah di Depan Pelaminan di Gedung
Rangkaian acara Akad Nikah akan lebih indah, teratur dan nyaman jika dilaksanakan di Gedung. Indah karena dihiasi latar belakang Dekorasi Pelaminan yang sudah terpasang. Teratur karena ruangan yang luas tersedia. Nyaman karena sudah dilengkapi ruangan ber AC. Acara dapat dimulai dengan Serah Terima Calon Pengantin Pria, Rangkaian Ijab Qobul, Penyerahan Mas Kawin, Pemasangan Cincin, dst.
Special Thanks to Mbak Dian dan Mas Susila
Graha Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Minggu, 29 Nopember 2009
Busana Pengantin Minang dalam Nuansa Kombinasi Warna Hitam dan Emas, memberikan kesan serasi dan elegan, cocok untuk Resepsi di Malam Hari.
Kirab Manten Ala Minang di Graha Samudera Bumimoro
Kirab Manten Ala Minang di Graha Samudera Bumimoro


Dengan alunan suara biola nan merdu, membawakan lagu special pilihan Anak Daro dan Marapulai, mereka dipandu memasuki ruangan utama Graha Samudera Bumimoro oleh Silvy, Ning Surabaya, puteri dari Bapak Sumarzen Marzuki yang merupakan seorang gadis berdarah Minang. berjalan penuh keanggunan membawa Carano yang berisikan daun Sirih dengan kelengkapannya, memandu kedua mempelai dan keluarga menuju ke singasana pelaminan yang sudah terbentang. Sungguh sebuah perjalanan akhir masa remaja yang indah untuk dikenang selamanya.
, 2007
, 2007

Pelaminan Minang dapat dimodifikasi dalam berbagai warna sesuai dengan keinginan Anda
.
Pilihan warna emas dengan kombinasi merah dan perak (sliver) dengan kombinasi ungu memberikan kesan tersendiri di hari bahagia Anda.
Pelaminan Minang dapat dimodifikasi dalam berbagai warna sesuai dengan keinginan Anda.
Pilihan warna emas dengan kombinasi merah dan perak (sliver) dengan kombinasi ungu memberikan kesan tersendiri di hari bahagia Anda.
Tari Pasambahan Minang
Tari Pasambahan Minang



Kedatangan Pengantin Minang, biasanya datang dengan payung kebesaran, disambut secara adat, baik dengan Pencak Silat maupun dengan Tari Pasambahan. Tari Pasambahan tersebut dimaksudkan sebagai ucapan selamat datang dan ungkapan rasa hormat kepada Tamu Agung yang baru saja sampai. Setelah tari Pasambahan, dilanjutkan dengan suguhan Daun Sirih di Carano kepada Pengantin Pria, sebagai wakil dari rombongan. Daun Sirih lengkap di carano tersebut juga dapat disuguhkan kepada Kedua Orang Tua Pengantin yang mengiringi di barisan belakang.
Duh.. Cantiknya Pengantin Minang
Pengantin Puteri (Anak Daro) tampil dengan anggun dalam balutan Busana Pengantin Minang naunsa Merah kombinasi Emas, koleksi Sanggar Siti Nurbaya.
Pengantin mengabadikan Hari Bahagia mereka dengan penuh kemesraan.
Duh.. Cantiknya Pengantin Minang
Pengantin Puteri (Anak Daro) tampil dengan anggun dalam balutan Busana Pengantin Minang naunsa Merah kombinasi Emas, koleksi Sanggar Siti Nurbaya.
Pengantin mengabadikan Hari Bahagia mereka dengan penuh kemesraan.
Special Thanks to Mbak Dian dan Mas Susila
Graha Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Minggu, 29 Nopember 2009
Akad Nikah di Depan Pelaminan di Gedung
Rangkaian acara Akad Nikah akan lebih indah, teratur dan nyaman jika dilaksanakan di Gedung. Indah karena dihiasi latar belakang Dekorasi Pelaminan yang sudah terpasang. Teratur karena ruangan yang luas tersedia. Nyaman karena sudah dilengkapi ruangan ber AC. Acara dapat dimulai dengan Serah Terima Calon Pengantin Pria, Rangkaian Ijab Qobul, Penyerahan Mas Kawin, Pemasangan Cincin, dst.
Special Thanks to Mbak Dian dan Mas Susila
Graha Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Minggu, 29 Nopember 2009
Busana Pengantin Minang dalam Nuansa Kombinasi Warna Hitam dan Emas, memberikan kesan serasi dan elegan, cocok untuk Resepsi di Malam Hari.
Kirab Manten Ala Minang di Graha Samudera Bumimoro
Kirab Manten Ala Minang di Graha Samudera Bumimoro
Dengan alunan suara biola nan merdu, membawakan lagu special pilihan Anak Daro dan Marapulai, mereka dipandu memasuki ruangan utama Graha Samudera Bumimoro oleh Silvy, Ning Surabaya, puteri dari Bapak Sumarzen Marzuki yang merupakan seorang gadis berdarah Minang. berjalan penuh keanggunan membawa Carano yang berisikan daun Sirih dengan kelengkapannya, memandu kedua mempelai dan keluarga menuju ke singasana pelaminan yang sudah terbentang. Sungguh sebuah perjalanan akhir masa remaja yang indah untuk dikenang selamanya.
Dengan alunan suara biola nan merdu, membawakan lagu special pilihan Anak Daro dan Marapulai, mereka dipandu memasuki ruangan utama Graha Samudera Bumimoro oleh Silvy, Ning Surabaya, puteri dari Bapak Sumarzen Marzuki yang merupakan seorang gadis berdarah Minang. berjalan penuh keanggunan membawa Carano yang berisikan daun Sirih dengan kelengkapannya, memandu kedua mempelai dan keluarga menuju ke singasana pelaminan yang sudah terbentang. Sungguh sebuah perjalanan akhir masa remaja yang indah untuk dikenang selamanya.
, 2007
, 2007

Pelaminan Minang dapat dimodifikasi dalam berbagai warna sesuai dengan keinginan Anda

Pilihan warna emas dengan kombinasi merah dan perak (sliver) dengan kombinasi ungu memberikan kesan tersendiri di hari bahagia Anda.
Pelaminan Minang dapat dimodifikasi dalam berbagai warna sesuai dengan keinginan Anda.
Pilihan warna emas dengan kombinasi merah dan perak (sliver) dengan kombinasi ungu memberikan kesan tersendiri di hari bahagia Anda.
Tari Pasambahan Minang
Tari Pasambahan Minang

Kedatangan Pengantin Minang, biasanya datang dengan payung kebesaran, disambut secara adat, baik dengan Pencak Silat maupun dengan Tari Pasambahan. Tari Pasambahan tersebut dimaksudkan sebagai ucapan selamat datang dan ungkapan rasa hormat kepada Tamu Agung yang baru saja sampai. Setelah tari Pasambahan, dilanjutkan dengan suguhan Daun Sirih di Carano kepada Pengantin Pria, sebagai wakil dari rombongan. Daun Sirih lengkap di carano tersebut juga dapat disuguhkan kepada Kedua Orang Tua Pengantin yang mengiringi di barisan belakang.
Kedatangan Pengantin Minang, biasanya datang dengan payung kebesaran, disambut secara adat, baik dengan Pencak Silat maupun dengan Tari Pasambahan. Tari Pasambahan tersebut dimaksudkan sebagai ucapan selamat datang dan ungkapan rasa hormat kepada Tamu Agung yang baru saja sampai. Setelah tari Pasambahan, dilanjutkan dengan suguhan Daun Sirih di Carano kepada Pengantin Pria, sebagai wakil dari rombongan. Daun Sirih lengkap di carano tersebut juga dapat disuguhkan kepada Kedua Orang Tua Pengantin yang mengiringi di barisan belakang.
Jumat, 16 Juli 2010
Arah Kiblat
Berikut ada website yang bisa menunjukkan arah kiblat. Web tersebut adalah http://rukyatulhilal.org/qiblalocator/index.html.
Cara penggunaannya:
Drag pada area peta di web tersebut menggunakan mouse menuju lokasi yang diinginkan. Atau ketik nama kota, privinsi, negara yang akan dicari arah kiblatnya lalu tekan tombol "Cari". Gunakan zoom + dan - untuk mendekatkan lokasi.
Arah kiblat dinyatakan dengan Garis Merah dari lokasi yang dicari. Anda juga dapat memilih tampilan dalam bentuk Peta, Citra Satelit maupun Peta Hibrid.
Bila bangunan masjid memang tidak sama, tidak usah membongkar bangunan masjid, cukup dirubah shof atau posisi sajadahnya.
Berikut contoh tampilan image beberapa masjid dilihat dari satelit dan tanda arah kiblatnya:
Masjid Istiqlal Jakarta
Cara penggunaannya:
Drag pada area peta di web tersebut menggunakan mouse menuju lokasi yang diinginkan. Atau ketik nama kota, privinsi, negara yang akan dicari arah kiblatnya lalu tekan tombol "Cari". Gunakan zoom + dan - untuk mendekatkan lokasi.
Arah kiblat dinyatakan dengan Garis Merah dari lokasi yang dicari. Anda juga dapat memilih tampilan dalam bentuk Peta, Citra Satelit maupun Peta Hibrid.
Bila bangunan masjid memang tidak sama, tidak usah membongkar bangunan masjid, cukup dirubah shof atau posisi sajadahnya.
Berikut contoh tampilan image beberapa masjid dilihat dari satelit dan tanda arah kiblatnya:
Masjid Istiqlal Jakarta
Langganan:
Postingan (Atom)
kabar2i
lagu minang

Create a MySpace Music Playlist at MixPod.com
waktu sholat
Al Qur'an
cuaca pekanbaru
jam digital

Cari Blog Ini
pesan

asma al husna

jam

kalender
!-end>!-my>
Pengikut
Arsip Blog
Mengenai Saya

- rao indah
- Keturunan asli anak nagari Rao, ayah urang Pasa Rao, umak urang Koto Tontoruang. Soko yang di bawo adalah Kotik atau bisa juo Bandaro. Harapan kami kapado anak kemenaken dunsanak kasadonyo, marilah kita jalankan pomorintah nogori dengan berpedoman adat nogori yang berlandaskan Al Qur'an dan Hadits. Semoga salamaik dunio akhirat. Amin.